pattern

ghabbah

Dialek A

Arti dalam Bahasa Indonesia

dangkal, rendah, pendek

Contoh Penggunaan

Berikut ini beberapa contoh pengguna kata 'dangkal, rendah, pendek' dalam kalimat awalan, tengah dan akhiran:

1

Air kolam terlihat cetek saat kemarau.

Air kolam terlihat cetek saat kemarau.

2

Mereka ngeyeberang sungai yang cetek.

Mereka menyeberang sungai yang cetek.

3

Cetek bukan burarti tidak burbahaya.

Cetek bukan berarti tidak berbahaya.

4

Kami burmain di sungai cetek.

Kami bermain di sungai cetek.

5

Kolam cetek cocok untuk anak remas.

Kolam cetek cocok untuk anak kecil.

6

Sepatu basah saat melintasi air cetek.

Sepatu basah saat melintasi air cetek.

7

anak-anak burmain di kolam dangkal.

Anak-anak bermain di kolam dangkal.

8

Kami burjalan melewati air yang dangkal.

Kami berjalan melewati air yang dangkal.

9

Pengetahuanmu masih dangkal di bidang ini.

Pengetahuanmu masih dangkal di bidang ini.

10

Ibu ngecuci baju di parit dangkal.

Ibu mencuci baju di parit dangkal.

11

Danau itu tampak dangkal saat kemarau.

Danau itu tampak dangkal saat kemarau.

12

Air hujan ngeggenang di selokan dangkal.

Air hujan menggenang di selokan dangkal.

Rangkuman

  • Bahasa lampungnya dangkal, rendah, pendek adalah ghabbah

  • ghabbah merupakan sebuah kosakata dalam bahasa Lampung yang berasal dari Dialek A

  • Kata ghabbah masuk kedalam dalam bahasa Lampung Dialek A

Tim Editor

WR

Penulis

Penulis

WR

Editor

Editor

Arti Kata ghabbah dalam Dialek A - Kamus Lampung