
menong
Dialek AArti dalam Bahasa Indonesia
diam, tegun, tinggal
Contoh Penggunaan
Berikut ini beberapa contoh pengguna kata 'diam, tegun, tinggal' dalam kalimat awalan, tengah dan akhiran:
Menong halun-laun di keghesi kekuwasaan.
Cokol lambat-laun di kursi kekuasaan.
Menong jadi lambang pengaruh pelitik.
Cokol jadi simbol pengaruh politik.
Menong ghellom sejaghah keghajaan lama bangat anggogh.
Cokol dalam sejarah kerajaan lama sangat kuat.
Beliyau mulai menong segegohi pemegung peghan penting.
Ia mulai cokol sebagai tokoh penting.
Sang ngepala i menong di jenganan nganghama.
Sang pemimpin cokol di posisi strategis.
Aheghno beliyau menong segegohi ketua umum.
Akhirnya ia cokol sebagai ketua umum.
Geghai heno muloh menong ghellom pepilehan.
Nama itu kembali cokol dalam pemilihan.
Hanning heno adalah cagha terbetik baka ngebeghesken hal.
Diam itu adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Hiya ngepileh hanning waktu ngedengis badam tegugh.
Dia memilih diam saat mendengar kritik.
Hanningno ngeculikken ghasa kecewa sai ngeghellom.
Diamnya menunjukkan rasa kecewa yang mendalam.
Tiyan ngepileh hanning daripada bubalah.
Mereka memilih diam daripada berbicara.
Beliyau hanning seghibu bahasa seghadu kejadian heno.
Ia diam seribu bahasa setelah kejadian itu.
Hanning heno lebih betik daripada bubalah seasalan.
Diam itu lebih baik daripada berbicara sembarangan.
Hiya hanning gawoh makdok ngejukken komentar.
Dia diam saja tanpa memberikan komentar.
Cocok.
Sesuai
Rangkuman
Bahasa lampungnya diam, tegun, tinggal adalah menong
-
menong merupakan sebuah kosakata dalam bahasa Lampung yang berasal dari Dialek A
- Kata menong masuk kedalam dalam bahasa Lampung Dialek A
Tim Editor